PARA PENYAIR ZAMAN JAHILIAH (HFD)
Advertisements
BAHASA ARAB
A. Latar Belakang
Sebenarnya dikalangan Bangsa Arab Jahiliyah banyak terdapat penyair kenamaan, mempunyai reputasi dan pengaruh tinggi. Namun dari sekian banyak yang paling terkenal akan keindahan syairaanya hanya ada tujuh sampai sepuluh orang saja, sebab dari sebagian hasil karya mereka masih utuh dan terjaga hingga sekarang. Pada masa Tabrizy ada sepuluh jumlah penyair muallaqat yakni: Umrul Qais, Nabighah, Zuhair, Tarfah, Antarah, Labid, Amru ibn Kulsum, Al-Haris ibn Hilza dan Abidul Abros.
Sebenarnya dikalangan Bangsa Arab Jahiliyah banyak terdapat penyair kenamaan, mempunyai reputasi dan pengaruh tinggi. Namun dari sekian banyak yang paling terkenal akan keindahan syairaanya hanya ada tujuh sampai sepuluh orang saja, sebab dari sebagian hasil karya mereka masih utuh dan terjaga hingga sekarang. Pada masa Tabrizy ada sepuluh jumlah penyair muallaqat yakni: Umrul Qais, Nabighah, Zuhair, Tarfah, Antarah, Labid, Amru ibn Kulsum, Al-Haris ibn Hilza dan Abidul Abros.
Seluruh hasil karya dari kesepuluh orang penyair itu semunya dianggap hasil karya syair yang terbaik dari karya syair yang pernah dihasilkan oleh Bangsa Arab. Hasil syair karya mereka terkenal dengan sebutan Muallaqat. Dinamakan muallaqat (kalung perhiasan) karena indahnya puisi-puisi tersebut menyerupai perhiasan yang dikalungkan oleh seorang wanita. Sedangkan secara umum muallaqat mempunyai arti yang tergantung, sebab hasil karya syair yang paling indah dimasa itu, pasti digantungkan di sisi Ka’bah sebagai penghormatan bagi penyair atas hasil karyanya. Dan dari dinding Ka’bah inilah nantinya masyarakat umum akan mengetahuinya secara meluas, hingga nama penyair itu akan dikenal oleh segenap Bangsa Arab secara meluas dan turun temurun. Karena Bangsa Arab sangat gemar dan menaruh perhatian besar terhadap syair, terutama yang paling terkenal pada masa itu. Seluruh hasil karya syair digantungkan pada dinding Ka’bah selain dikenal dengan sebutan Muallaqat juga disebut Muzahabah yaitu syair ditulis dengan tinta emas. Sebab setiap syair yang baik sebelum digantungkan pada dinding Ka’bah ditulis dengan tinta emas terlebih dahulu sebagai penghormatan terhadap penyair.
Farazdak (Syauqi, tt: 110) menyebutkan beberapa penyair Arab pada masa Jahiliyyah dalam Syairnya yang berbunyi sebagai berikut:
وهب القصائد لي النوابغ إذ مضوا … وأبو يزيد وذو القروح وجرولُ
والفحل علقمة الذي كانت له … حلل الملوك كلامه لا ينحلُ
وآخو بني قيس وهن قتلنه … ومهلهل الشعراء ذاك الأولُ
والأعشيان كلاهما ومرقش … وأخو قضاعة قوله يتمثلُ
وأخو بني أسد عبيد إذ مضى … وأبو داود قوله يتنخل ُ
وابنا أبي سلمى زهير وابنه … وابن الفريعة حين جد المقولُ
والجعفري وكان بشر قبله … لي من قصائده الكتاب المجملُ
ولقد ورثت لآل أوس منطقًا … كالسم خالط جانبيه الحنظلُ
والحارثي أخو الحماس ورثته … صدعًا كما صدع الصفاة المعولُ
Begitupun dalam Syair Jarir (Ali, 2001: 75-76) yang merupakan kritik akan syair Farazdaq di atas yaitu sebagai berikut:
ولقد أصبت من القريض طريقة … أعيت مصادرها قرين مهلهل
بعد امرئ القيس المنوه باسمه … أيام يهذي بالدَّخول فَحَومَل
وأبو داود كان شاعر أمة … أفلت نجومهم ولما يأفل
أبو ذؤيب قد أذل صعابة … لا ينصبنَّك رابض لم يذلل
وأرادها حسان يوم تعرضت … بردى يصفق بالرحيق السلسل
ثم ابنه من بعده فتمنعت … وإخال أن قرينه لم يخذل
وبنو أبي سلمى يقصر سعيهم … عنا كما قصرت ذراعًا جرول
وأبو بصير ثم لم يبصر بها … إذا حل من وادي القريض بمحفل
واذكر لبيدًا في الفحول وحاتما … يلومك الشعراء إن لم تفعل
ومعقِّرًا فاذكر وإن ألوى به … ريب المنون وطائر بالأخيل
وأمية البحر الذي في شعره … حكم كوحي في الزبور مفصل
واليذمري على تقادم عهده … ممن قضيت له قضاء الفيصل
واقذف أبا الطمحان وسط خوانهم … وابن الطرامة شاعر لم يجهلِ
لا والذي حجت قريش بيته … لو شئت إذ حدثتكم لم آثل
ما نال بحري منهم من شاعر … ممن سمعت به ولا مستعجل
Selanjutnya untuk lebih mengenal terhadap nilai karya syair yang dihasilkan oleh Bangsa Arab Jahili, sebaiknya kita pelajari kehidupan penyair arab yang hidup pada masa itu. Namun penulis disini hanya akan membahas tentang tiga tokoh muallaqat penyair arab jahili yang kualitas syairnya tingkat pertama pada masa itu yakni Umrul Qais, Nagibah Adz Zibyzny, dan Zuhair bin Abi Sulma dan satu misal syair hasil karya mereka bertiga beserta paparan dari penulis.
Farazdak (Syauqi, tt: 110) menyebutkan beberapa penyair Arab pada masa Jahiliyyah dalam Syairnya yang berbunyi sebagai berikut:
وهب القصائد لي النوابغ إذ مضوا … وأبو يزيد وذو القروح وجرولُ
والفحل علقمة الذي كانت له … حلل الملوك كلامه لا ينحلُ
وآخو بني قيس وهن قتلنه … ومهلهل الشعراء ذاك الأولُ
والأعشيان كلاهما ومرقش … وأخو قضاعة قوله يتمثلُ
وأخو بني أسد عبيد إذ مضى … وأبو داود قوله يتنخل ُ
وابنا أبي سلمى زهير وابنه … وابن الفريعة حين جد المقولُ
والجعفري وكان بشر قبله … لي من قصائده الكتاب المجملُ
ولقد ورثت لآل أوس منطقًا … كالسم خالط جانبيه الحنظلُ
والحارثي أخو الحماس ورثته … صدعًا كما صدع الصفاة المعولُ
Begitupun dalam Syair Jarir (Ali, 2001: 75-76) yang merupakan kritik akan syair Farazdaq di atas yaitu sebagai berikut:
ولقد أصبت من القريض طريقة … أعيت مصادرها قرين مهلهل
بعد امرئ القيس المنوه باسمه … أيام يهذي بالدَّخول فَحَومَل
وأبو داود كان شاعر أمة … أفلت نجومهم ولما يأفل
أبو ذؤيب قد أذل صعابة … لا ينصبنَّك رابض لم يذلل
وأرادها حسان يوم تعرضت … بردى يصفق بالرحيق السلسل
ثم ابنه من بعده فتمنعت … وإخال أن قرينه لم يخذل
وبنو أبي سلمى يقصر سعيهم … عنا كما قصرت ذراعًا جرول
وأبو بصير ثم لم يبصر بها … إذا حل من وادي القريض بمحفل
واذكر لبيدًا في الفحول وحاتما … يلومك الشعراء إن لم تفعل
ومعقِّرًا فاذكر وإن ألوى به … ريب المنون وطائر بالأخيل
وأمية البحر الذي في شعره … حكم كوحي في الزبور مفصل
واليذمري على تقادم عهده … ممن قضيت له قضاء الفيصل
واقذف أبا الطمحان وسط خوانهم … وابن الطرامة شاعر لم يجهلِ
لا والذي حجت قريش بيته … لو شئت إذ حدثتكم لم آثل
ما نال بحري منهم من شاعر … ممن سمعت به ولا مستعجل
Selanjutnya untuk lebih mengenal terhadap nilai karya syair yang dihasilkan oleh Bangsa Arab Jahili, sebaiknya kita pelajari kehidupan penyair arab yang hidup pada masa itu. Namun penulis disini hanya akan membahas tentang tiga tokoh muallaqat penyair arab jahili yang kualitas syairnya tingkat pertama pada masa itu yakni Umrul Qais, Nagibah Adz Zibyzny, dan Zuhair bin Abi Sulma dan satu misal syair hasil karya mereka bertiga beserta paparan dari penulis.
A. Biografi Para Penyair Arab Zaman Jahiliah
1. Amrul Qais
Umrul Qais adalah penyair arab jahili yang hidup pada 150 tahun sebelum hijrah. Jululukannya Al-Malik Ad Dhalil (raja dari segala raja penyair), penyair ini berasal dari suku Kindah yang pernah berkuasa penuh di Yaman. karena itu penyair ini dikenal dengan penyair Yaman (Hadramaut). Syamsuddin dan Hambali (1993: 200) mengatakan dia merupakan penyair yang pertama kali memperindah makna lantunan syair serta memakai bahr tiwaal begitu juga dia yang pertama kali mensifati wanita dengan pedang, banteng, dan telur yang terpelihara.
Umrul qais seorang anak raja Yaman bernama Hujur Al-Kindy, Ibunya Fatimah binti Rabia’ah. Segi penyair ini sangat berpengaruh dalam kepribadian penyair ini, ia dibesarkan di Nejed dengan kehidupan dunia yang melimpah dan dalam lingkungan keluarga yang suka berfoya-foya. Kebiasaan buruknya penyair ini sering mabuk-mabukan, bermain cinta dan melupakan kewajibannya sebagai putra mahkota yang seharusnya mawas diri dan melatih diri memimpin masyarakat karena peringainya buruk ayahnya sering memarahinya dan akhirnya ia dibuang, diusir oleh ayahnya dari Istana.
Selama dalam pembuangan penyair ini mengembara kesegala penjuru jazirah Arab dan kelak pengembaraan inilah yang membawa pengaruh kuat dalam syairnya, karena dari pengalaman pengembaraan seluas itulah ia mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru baginya. Umrul Qais bergabung bersama orang-orang Badui, orang Badui ini sangat senang bergabung dengan Umrul Qais karena ia banyak harta dan pendukungnya.
Ketika Umrul Qais sedang asyik berfoya foya, tiba-tiba datang kabar kematian ayahnya terbunuh ditangan Kabilah bani Asaf yang sedang memberontak kepada kekuasaan ayahnya. Kematian ayahnya itu menuntut Umrul Qais untuk kembali ke Nejed agar dapat membalas kematian orang tuanya. Panggilan itu tidak disambut baik oleh Umrul Qais, bahkan dengan sambil bermalas-malasan ia berkata: “dulu semasa kecilku aku dibuang, kini setelah dewasa aku debebani oleh darahnya, biarkan saja urusn itu, sekarang adalah waktunya untuk mabuk-mabukan dan besok untuk menuntut darahnya.”
Namun tak lama kemudian penyair in berangkat menuju ke Nejed untuk menuntut balas kematiaan orang tuanya. Untuk melaksankan niatnya itu Umrul Qais terpaksa meminta bantuaan ke kabilah-kabilah Arab yang berada disekitarnya. Sehingga pertempuran ini berkecanuk lama dan akhirnya ia terdesak, melarikan diri menuju kekerajaan Romawi Timur (Bizantium) di Turki. Di tengah perjalanan penyair itu terbunuh oleh musuhnya dan dimakam kan di kota Angkara Turki.
2. Nabighah Adz-dzibyanyani
Nama aslinya penyair ini adalah Abu Umamah Ziyad Bin Muawiyah. Ia dipangil Nabigah karena sejak muda pandai bersyair kata Nabigah sendiri berarti pandai bersyair, ia merupakan salah satu tokoh terkemuka para penyair arab jahili dan dewan hakim mereka dipasar ukaz. Ia penyair terbaik dalam menampilkan diksi/pemilihan kata, jelas dalam mengemukakan makna, dan lembut dalam permohonan maaf. Saya menemukan pendapat yang kontradiktif dalam kesejarahan gelar/penjulukan Nabigoh itu sendiri, pertama dalm bukunya Sejarah Kesustraan Arab, Ali Al-Mudhar, Yunus dan H Bey, Arifin dari Surabaya dan . Sastra Arab dan Lintas Budaya H. Wargadinata, Wildana dan Fitriani, dengan bukunya dosen saya sendiri Sastra Arab Jahili (Pra Islam), Terjemahan; Al-Adab Al-Arabiyah Al-Jahiliyah miliknya pak Bahrum benyamin. Pada buku yang terbitan Surabaya dan UIN Malang itu mengamini pendapat saya yang pertama tadi yakni Nabigah sejak muda pintar bersyair dan mempunyai arti pandai bersyair sedangkan dalm bukunya UIN Jogya Nabigah berarti muncul atau terkemuka, karena pemunculannya sendiri tiba-tiba dikala beliau sudah tua, setelah masa muda tidak pernah bersyair. Saya tidak terlalu mempermasalahkan masalah tersebut, karena saya masih tidak punya data yang valid untuk membahasnya tetapi pendapat ketiga buku ini mempunyai kesamaan penasiran kata Nabigah itu sendiri yakni ia adalah seorang yang pandai bersyair dan terkemuka dalam masyarakat setempat. karena selalu mendekatkan dirinya pada pembesar negeri.
Hampir seluruh umur hidupnya ia habiskan dikalangan keluarga raja Hira dan memuji mereka serta lama mendapingi Nu’man bin Al-Mundzir. Sehingga ia dijadikan kawan dan dimanjakan dengan kemewahan yang ada. Pernah diriwayatkan penyair ini dikalangan raja Hirah selalu memakai bejana dari emas dan perak. Hal ini tak lain untuk menujukan betapa pentingnya kedudukan beliau disisi raja Hira.
3. Zuhair bin Abi Sulma
Zuhair bin Abi Sulma berasal dari bani Ghathafan dan dibesarkan dari keluarga penyair. Sejak kecil penyair ini belajar syair Dari pamannya sendiri yang bernama Basyamah bin Shadir dan Aus bin Hujur. Karena itu penyair ini telah tekenal sejak masa kecil. Selain bakatnya sudah muncul dari muda. Penyair ini disenangi oleh segenap kaumnya karena kepribadiaan dan budi pekertinya yang tinggi. Beliau sangat terkenal dengan kesopanan kata-kata syairnya, imajinasi dan pemikirannya banyak menggunakan kata-kata hikmat dan pemikiran yang matang dan banyak orang yang menjadikan syairnya sebagai contoh hikmat dan pemikiran kebijaksanaan. Sehingga tidak aneh jika pendapatnya selalu diterima oleh kaumnya.
Tidak hanya oleh kaumnya pendapatnya bisa di terima bahkan para kabilah-kabilah Arab lainnya dan pemuka-pemukanya seperti Haram bin sinan dan Harist bin Auf. Zuhair meminta kepada dua pemuka kabilah tadi untuk memberikan 3000 unta kepada pemuka kabilah itu sebagai persyaratan perdamaian karena kedua suku kabilah itu sudah lama berperang hampir 40th dan kedua suku itu sangat mengidam-ngidamkan perdamain itu. Penyair itu turut andil dalam perdamain itu dan kedua pemuka kabilah tadi menyanggupinya karena kelihaian zuhair dalam memainkan lantunan Syairnya yang memuji kedua pemuka kabilah tersebut.
B. Karya-Karya Para Penyair Arab Zaman Jahiliah
1. Karya Amrul Qais
Sebagian besar ahli sastra Arab berpendapat bahwa puisi Umrul Qais dapat digolongkan pada kelas tertingi dari golongan penyair jahiliyah lainnya. Karena penyair ini banyak menyandarkan pada kekuatan daya khayalnya dan pengalamannya dalam mengembara, bahasanya sangat tinggi sekali dan isinya sangat padat. Umrul Qais dianggap orang pertama yang menciptakan cara menarik perhatian dengan jalan Istifokus Sohby yakni Cara mengajak orang untuk berhenti pada puing reruntuhan bekas rumah kekasihnya (tempat yang berhubungan dengan kisah cinta) sekedar mengenang masa indah yang telah berlalu akan cintanya.
Memang cara ini sangat menarik sekali, bila digunakan dalam syair Tasbib/ghazal yaitu Suatu bentuk atau jenis syair yang didalamnya banyak menyebutkan wanita dan kecantikannya, syair ini juga menyebutkan tentang kekasih, memuji atau merayu sang kekasih, juga membahas tempat tinggalnya dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kisah percintaan. Cara seperti ini sangat disenangi orang Arab (penyair Arab) dalam membuka setiap kasidahnya untuk perhatian orang. Umrul Qais juga dianggap sebagai penyair pertama dengan mensifati kecantikan seorang wanita dengan mengupamakannya dengan seekor kijang yang panjang lehernya, karena wanita yang panjang lehernya menandakan sebagai seorang wanita cantik dan rupawan.
Orang yang mempelajari puisi karya Umrul Qais dengan mendalam maka dia akan mengerti bahwa keindahan syairnya terletak pada caranya yang halus dalam syair ghazalnya. Ditambah dengan istirah/kata kiasan dan perumpamaan. Sehingga banyak orang beranggapan bahwa dialah yang menciptakan perumpamaan dalam syair Arab. Hanya saja kadang-kadang syairnya tidak luput dari perumpamaan yang cabul/porno terutama ketika membicarakan kaum wanita, tetapi perumpamaan ini tidak mengurangi nilai syairnya karena kadar kecabulannya tidak terlalu berlebihan. Disamping itu perumpamaan kecabulannya tersebut merupakan kebiasaan bagi setiap penyair Arab dalam mengekspresikan sesuatu secara singkat, jelas, dan padat.
Ada satu contoh dari syairnya yang menunjukan kelihaian penyair ini dalam menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa dengan gayanya yang khas sehingga bayangan yang ada seperti benar-benar terjadi. Untuk itu penulis akan mengutip syairnya Umrul Qais yang mengisahkan kepada kita tentang sesuatu kesusahan atau kegelisahan yang dialaminya pada suatu malam hari sebagai berikut:
وليل كموج البحر أرخى سدوله # علي بأنوع الهموم ليبتل
فقلت له لما تمطى بصلبه # واردف اعجازا وناء بكلكل
اﻻايهاالليل الطويل اﻻ انجلى# بصبح وما اﻻء صباح منك بأمثل
فيا لك من ليل كان نجومه # بكل مغار الفتل شدت بيذ بل
1. Amrul Qais
Umrul Qais adalah penyair arab jahili yang hidup pada 150 tahun sebelum hijrah. Jululukannya Al-Malik Ad Dhalil (raja dari segala raja penyair), penyair ini berasal dari suku Kindah yang pernah berkuasa penuh di Yaman. karena itu penyair ini dikenal dengan penyair Yaman (Hadramaut). Syamsuddin dan Hambali (1993: 200) mengatakan dia merupakan penyair yang pertama kali memperindah makna lantunan syair serta memakai bahr tiwaal begitu juga dia yang pertama kali mensifati wanita dengan pedang, banteng, dan telur yang terpelihara.
Umrul qais seorang anak raja Yaman bernama Hujur Al-Kindy, Ibunya Fatimah binti Rabia’ah. Segi penyair ini sangat berpengaruh dalam kepribadian penyair ini, ia dibesarkan di Nejed dengan kehidupan dunia yang melimpah dan dalam lingkungan keluarga yang suka berfoya-foya. Kebiasaan buruknya penyair ini sering mabuk-mabukan, bermain cinta dan melupakan kewajibannya sebagai putra mahkota yang seharusnya mawas diri dan melatih diri memimpin masyarakat karena peringainya buruk ayahnya sering memarahinya dan akhirnya ia dibuang, diusir oleh ayahnya dari Istana.
Selama dalam pembuangan penyair ini mengembara kesegala penjuru jazirah Arab dan kelak pengembaraan inilah yang membawa pengaruh kuat dalam syairnya, karena dari pengalaman pengembaraan seluas itulah ia mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru baginya. Umrul Qais bergabung bersama orang-orang Badui, orang Badui ini sangat senang bergabung dengan Umrul Qais karena ia banyak harta dan pendukungnya.
Ketika Umrul Qais sedang asyik berfoya foya, tiba-tiba datang kabar kematian ayahnya terbunuh ditangan Kabilah bani Asaf yang sedang memberontak kepada kekuasaan ayahnya. Kematian ayahnya itu menuntut Umrul Qais untuk kembali ke Nejed agar dapat membalas kematian orang tuanya. Panggilan itu tidak disambut baik oleh Umrul Qais, bahkan dengan sambil bermalas-malasan ia berkata: “dulu semasa kecilku aku dibuang, kini setelah dewasa aku debebani oleh darahnya, biarkan saja urusn itu, sekarang adalah waktunya untuk mabuk-mabukan dan besok untuk menuntut darahnya.”
Namun tak lama kemudian penyair in berangkat menuju ke Nejed untuk menuntut balas kematiaan orang tuanya. Untuk melaksankan niatnya itu Umrul Qais terpaksa meminta bantuaan ke kabilah-kabilah Arab yang berada disekitarnya. Sehingga pertempuran ini berkecanuk lama dan akhirnya ia terdesak, melarikan diri menuju kekerajaan Romawi Timur (Bizantium) di Turki. Di tengah perjalanan penyair itu terbunuh oleh musuhnya dan dimakam kan di kota Angkara Turki.
2. Nabighah Adz-dzibyanyani
Nama aslinya penyair ini adalah Abu Umamah Ziyad Bin Muawiyah. Ia dipangil Nabigah karena sejak muda pandai bersyair kata Nabigah sendiri berarti pandai bersyair, ia merupakan salah satu tokoh terkemuka para penyair arab jahili dan dewan hakim mereka dipasar ukaz. Ia penyair terbaik dalam menampilkan diksi/pemilihan kata, jelas dalam mengemukakan makna, dan lembut dalam permohonan maaf. Saya menemukan pendapat yang kontradiktif dalam kesejarahan gelar/penjulukan Nabigoh itu sendiri, pertama dalm bukunya Sejarah Kesustraan Arab, Ali Al-Mudhar, Yunus dan H Bey, Arifin dari Surabaya dan . Sastra Arab dan Lintas Budaya H. Wargadinata, Wildana dan Fitriani, dengan bukunya dosen saya sendiri Sastra Arab Jahili (Pra Islam), Terjemahan; Al-Adab Al-Arabiyah Al-Jahiliyah miliknya pak Bahrum benyamin. Pada buku yang terbitan Surabaya dan UIN Malang itu mengamini pendapat saya yang pertama tadi yakni Nabigah sejak muda pintar bersyair dan mempunyai arti pandai bersyair sedangkan dalm bukunya UIN Jogya Nabigah berarti muncul atau terkemuka, karena pemunculannya sendiri tiba-tiba dikala beliau sudah tua, setelah masa muda tidak pernah bersyair. Saya tidak terlalu mempermasalahkan masalah tersebut, karena saya masih tidak punya data yang valid untuk membahasnya tetapi pendapat ketiga buku ini mempunyai kesamaan penasiran kata Nabigah itu sendiri yakni ia adalah seorang yang pandai bersyair dan terkemuka dalam masyarakat setempat. karena selalu mendekatkan dirinya pada pembesar negeri.
Hampir seluruh umur hidupnya ia habiskan dikalangan keluarga raja Hira dan memuji mereka serta lama mendapingi Nu’man bin Al-Mundzir. Sehingga ia dijadikan kawan dan dimanjakan dengan kemewahan yang ada. Pernah diriwayatkan penyair ini dikalangan raja Hirah selalu memakai bejana dari emas dan perak. Hal ini tak lain untuk menujukan betapa pentingnya kedudukan beliau disisi raja Hira.
3. Zuhair bin Abi Sulma
Zuhair bin Abi Sulma berasal dari bani Ghathafan dan dibesarkan dari keluarga penyair. Sejak kecil penyair ini belajar syair Dari pamannya sendiri yang bernama Basyamah bin Shadir dan Aus bin Hujur. Karena itu penyair ini telah tekenal sejak masa kecil. Selain bakatnya sudah muncul dari muda. Penyair ini disenangi oleh segenap kaumnya karena kepribadiaan dan budi pekertinya yang tinggi. Beliau sangat terkenal dengan kesopanan kata-kata syairnya, imajinasi dan pemikirannya banyak menggunakan kata-kata hikmat dan pemikiran yang matang dan banyak orang yang menjadikan syairnya sebagai contoh hikmat dan pemikiran kebijaksanaan. Sehingga tidak aneh jika pendapatnya selalu diterima oleh kaumnya.
Tidak hanya oleh kaumnya pendapatnya bisa di terima bahkan para kabilah-kabilah Arab lainnya dan pemuka-pemukanya seperti Haram bin sinan dan Harist bin Auf. Zuhair meminta kepada dua pemuka kabilah tadi untuk memberikan 3000 unta kepada pemuka kabilah itu sebagai persyaratan perdamaian karena kedua suku kabilah itu sudah lama berperang hampir 40th dan kedua suku itu sangat mengidam-ngidamkan perdamain itu. Penyair itu turut andil dalam perdamain itu dan kedua pemuka kabilah tadi menyanggupinya karena kelihaian zuhair dalam memainkan lantunan Syairnya yang memuji kedua pemuka kabilah tersebut.
B. Karya-Karya Para Penyair Arab Zaman Jahiliah
1. Karya Amrul Qais
Sebagian besar ahli sastra Arab berpendapat bahwa puisi Umrul Qais dapat digolongkan pada kelas tertingi dari golongan penyair jahiliyah lainnya. Karena penyair ini banyak menyandarkan pada kekuatan daya khayalnya dan pengalamannya dalam mengembara, bahasanya sangat tinggi sekali dan isinya sangat padat. Umrul Qais dianggap orang pertama yang menciptakan cara menarik perhatian dengan jalan Istifokus Sohby yakni Cara mengajak orang untuk berhenti pada puing reruntuhan bekas rumah kekasihnya (tempat yang berhubungan dengan kisah cinta) sekedar mengenang masa indah yang telah berlalu akan cintanya.
Memang cara ini sangat menarik sekali, bila digunakan dalam syair Tasbib/ghazal yaitu Suatu bentuk atau jenis syair yang didalamnya banyak menyebutkan wanita dan kecantikannya, syair ini juga menyebutkan tentang kekasih, memuji atau merayu sang kekasih, juga membahas tempat tinggalnya dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kisah percintaan. Cara seperti ini sangat disenangi orang Arab (penyair Arab) dalam membuka setiap kasidahnya untuk perhatian orang. Umrul Qais juga dianggap sebagai penyair pertama dengan mensifati kecantikan seorang wanita dengan mengupamakannya dengan seekor kijang yang panjang lehernya, karena wanita yang panjang lehernya menandakan sebagai seorang wanita cantik dan rupawan.
Orang yang mempelajari puisi karya Umrul Qais dengan mendalam maka dia akan mengerti bahwa keindahan syairnya terletak pada caranya yang halus dalam syair ghazalnya. Ditambah dengan istirah/kata kiasan dan perumpamaan. Sehingga banyak orang beranggapan bahwa dialah yang menciptakan perumpamaan dalam syair Arab. Hanya saja kadang-kadang syairnya tidak luput dari perumpamaan yang cabul/porno terutama ketika membicarakan kaum wanita, tetapi perumpamaan ini tidak mengurangi nilai syairnya karena kadar kecabulannya tidak terlalu berlebihan. Disamping itu perumpamaan kecabulannya tersebut merupakan kebiasaan bagi setiap penyair Arab dalam mengekspresikan sesuatu secara singkat, jelas, dan padat.
Ada satu contoh dari syairnya yang menunjukan kelihaian penyair ini dalam menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa dengan gayanya yang khas sehingga bayangan yang ada seperti benar-benar terjadi. Untuk itu penulis akan mengutip syairnya Umrul Qais yang mengisahkan kepada kita tentang sesuatu kesusahan atau kegelisahan yang dialaminya pada suatu malam hari sebagai berikut:
وليل كموج البحر أرخى سدوله # علي بأنوع الهموم ليبتل
فقلت له لما تمطى بصلبه # واردف اعجازا وناء بكلكل
اﻻايهاالليل الطويل اﻻ انجلى# بصبح وما اﻻء صباح منك بأمثل
فيا لك من ليل كان نجومه # بكل مغار الفتل شدت بيذ بل
Artinya: “ Malam bagaikan gelombang samudra menyelimutkan tirainya padaku, dengan kesedihan untuk membencanaiku, aku berkata padanya kala ia menggeliat merentang tulang punggungnya dan siap melompat menerkam mangsanya, wahai malam panjang kenapa engkau tidak segera beranjak pergi yang digantikan pagi yang tiada pagi seindah kamu, Oh… malam yang gemintangnya, bagaikan terjerat ikatan yang kuat.”
Sebenarnya penyair ini akan mengutarakan betapa malang nasibnya. Dimana keresahan hatinya akan bertambah susah bila malam hari tiba. Karena pada saat itu dia merasakan seolah-olah malam sangat itu panjang sekali. Sehingga ia mengharapkan waktu pagi hari segera tiba, agar keresahannya akan berkurang, namun keresahan itu tidak jua berkurang walaupun pagi hari telah tiba. Contoh diatas merupakan bukti nyata akan kepandaian penyair ini dalam menggambarkan sesuatu keadaan. Sehingga keadaan atau peristiwa itu seakan-akan benar tejadi adanya.
Contoh diatas memberikan gambaran kepada kita, bagaimanakah penyair itu memberikan gambaran yang sangat besar akan keresahan melandanya dan dialaminya pada waktu itu, sehingga baik pada waktu malam hari maupun pagi hari keresahan itu tetap saja mengikutinya seperti seseorang yang selalu diikuti bayangannya ketika hendak menggerakan kakinya dalam sinaran bulan purnama di malam hari yang segelap lautan.
Rahasia keindahan syair ini adalah penyair tidak menjelaskan atau menceritakan keresahan yang dialaminya secara langsung. Bahkan ia memberikan perumpamaan terlebih dahulu dan suatu permisalan yang dekat dengan pengertian aslinya, kemudian penyair ini mengajak sang malam hari tuk untuk berbicara dan bercakap-cakap layaknya seorang manusia diajak bicara.
Syair ini adalah syair yang abadi, tak lekang dimakan zaman karena imajinasi yang sangat kuat/daya khayalnya yang tinggit, dan maknanya dalam, isi pada syair ini kondisonal/situasional yakni ketika seseorang dilanda keresahan, kegelisahan, banyak masalah yang diderita, dan lainya, ketika membaca dan mendalami juga menghayati kandungan syair ini ia akan menemukan sesuatu kesamaan rasa, kesamaan konflik atau penokohannya. Karena seperti yang disebutkan penulis diatas, penyair ini tidak menceritakan dengan pasti apa konflik yang terjadi keresahan/masalah-masalah yang terjadi.
Keindahan syairnya terletak pada caranya pemilihan kata atau diksinya yang halus dalam syair ghazalnya.walaupun hidup dalam keadaan geografis alam yang keras tetapi tak mempengaruhi kata-katanya yang halus dan lembut dalam syairnya itu. Ditambah dengan istirah/kata kiasan dan perumpamaan. Sehingga banyak orang beranggapan bahwa dialah yang menciptakan perumpamaan dalam syair Arab
Walaupun terkadang syairnya mengandung sifat kebadwian dalam ungkapan kering dan kasar, dengan makna-makna yang seram. Tetapi imajinasinya sangat kuat sekali, kadang terlihat dalam membayangkan suatu yang keemasan yang menampilkanya indah sekali, maknanya memukau dan menusuk lerung hati yang paling dalam, tasbib/nasibnya (pelukisannya) lembut selembut kain sutra, wasfnya (pelukisan, narasi) akrab seakrab orang arab yang menjamu tamunya, mudah diserap dan dipahami karena penciptaanya seindah indahnya menggunakan imajinasi yang kuat. mungkian ada beberapa faktor mengapa tulisan, syairnya Umrul Qais bisa seperti itu yakni karena keadaan geografis wilayah yang ganas, pergaulannya dengan suku badui yang cendrung kasar tapi mungkin positifnya ia bisa mempunyai daya imajinasi yang kuat dan bebas mungkin karena bergaul dengan mereka yang notabene orang dan pikirannya bebas, terus yang terakhir keadaan psikologis dan sikis penyair ini pada masa usia masih beliau sudah mengalami guncangan yang cukup dahsyat, ia diusir dari surga dunianya yaitu istana ayahnya karena peringainya yang buruk.
Perlu diketahui latarbelakang penciptaan syair diatas menceritakan pengalaman dan kehidupan pribadi sang penyair itu sendiri. Pengalaman disini adalah pengalaman yang menyakitkan dan mengiris hatinya seperti kandas cintanya dengan sang kekasih Unaizah, keluarganya dibunuh dan kerajaan ayahnya runtuh oleh musuh, kalah dalam perang menuntut balas dendam kepada Bani Asaf, terus karena penyakit yang ia derita dan akhirnya sampai sang maut menjemput di kota Angkara Turki Bizantium waktu ingin meminta bantuan pada raja kekaisaran Romawi Timur (Bizantium).
Meskipun Umrul Qais dijuluki raja dari segala raja penyair tapi perlu diketahui orang Arab yang pertama kali menciptakan syair Arab ialah Muhalhil bin Rabiah Atthaghribi. ia dianggap menjadi orang pertama yang menciptakan syair arab, karena dari sebagian banyak syair bahasa arab yang ditemukan ialah hanya sampai zaman Muhalhil saja. Dari sekian banyak karya syair Muhalhil yang dapat diselamatkan hanyalah tiga puluh bait saja. Setelah zaman in barulah muncul penyair-penyair yang dipelopori oleh Umrul Qais dkk. Tak terbantahkan lagi pengaruh Umrul Qais dalam syair bahasa arab sangat kental, kendati Muhalhil atau orang arab sebelum Muhalhil sebagai pencetus tetapi sebagai penyair yang memberikan sumbangsih yang sangat besar, pengaruhnya abadi, dan banyak ditiru oleh generasi penyair masa jahiliah dan mungkin sampai sekarang generasi modern atau generasi selanjutnya yang akan mendatang.
Sebenarnya penyair ini akan mengutarakan betapa malang nasibnya. Dimana keresahan hatinya akan bertambah susah bila malam hari tiba. Karena pada saat itu dia merasakan seolah-olah malam sangat itu panjang sekali. Sehingga ia mengharapkan waktu pagi hari segera tiba, agar keresahannya akan berkurang, namun keresahan itu tidak jua berkurang walaupun pagi hari telah tiba. Contoh diatas merupakan bukti nyata akan kepandaian penyair ini dalam menggambarkan sesuatu keadaan. Sehingga keadaan atau peristiwa itu seakan-akan benar tejadi adanya.
Contoh diatas memberikan gambaran kepada kita, bagaimanakah penyair itu memberikan gambaran yang sangat besar akan keresahan melandanya dan dialaminya pada waktu itu, sehingga baik pada waktu malam hari maupun pagi hari keresahan itu tetap saja mengikutinya seperti seseorang yang selalu diikuti bayangannya ketika hendak menggerakan kakinya dalam sinaran bulan purnama di malam hari yang segelap lautan.
Rahasia keindahan syair ini adalah penyair tidak menjelaskan atau menceritakan keresahan yang dialaminya secara langsung. Bahkan ia memberikan perumpamaan terlebih dahulu dan suatu permisalan yang dekat dengan pengertian aslinya, kemudian penyair ini mengajak sang malam hari tuk untuk berbicara dan bercakap-cakap layaknya seorang manusia diajak bicara.
Syair ini adalah syair yang abadi, tak lekang dimakan zaman karena imajinasi yang sangat kuat/daya khayalnya yang tinggit, dan maknanya dalam, isi pada syair ini kondisonal/situasional yakni ketika seseorang dilanda keresahan, kegelisahan, banyak masalah yang diderita, dan lainya, ketika membaca dan mendalami juga menghayati kandungan syair ini ia akan menemukan sesuatu kesamaan rasa, kesamaan konflik atau penokohannya. Karena seperti yang disebutkan penulis diatas, penyair ini tidak menceritakan dengan pasti apa konflik yang terjadi keresahan/masalah-masalah yang terjadi.
Keindahan syairnya terletak pada caranya pemilihan kata atau diksinya yang halus dalam syair ghazalnya.walaupun hidup dalam keadaan geografis alam yang keras tetapi tak mempengaruhi kata-katanya yang halus dan lembut dalam syairnya itu. Ditambah dengan istirah/kata kiasan dan perumpamaan. Sehingga banyak orang beranggapan bahwa dialah yang menciptakan perumpamaan dalam syair Arab
Walaupun terkadang syairnya mengandung sifat kebadwian dalam ungkapan kering dan kasar, dengan makna-makna yang seram. Tetapi imajinasinya sangat kuat sekali, kadang terlihat dalam membayangkan suatu yang keemasan yang menampilkanya indah sekali, maknanya memukau dan menusuk lerung hati yang paling dalam, tasbib/nasibnya (pelukisannya) lembut selembut kain sutra, wasfnya (pelukisan, narasi) akrab seakrab orang arab yang menjamu tamunya, mudah diserap dan dipahami karena penciptaanya seindah indahnya menggunakan imajinasi yang kuat. mungkian ada beberapa faktor mengapa tulisan, syairnya Umrul Qais bisa seperti itu yakni karena keadaan geografis wilayah yang ganas, pergaulannya dengan suku badui yang cendrung kasar tapi mungkin positifnya ia bisa mempunyai daya imajinasi yang kuat dan bebas mungkin karena bergaul dengan mereka yang notabene orang dan pikirannya bebas, terus yang terakhir keadaan psikologis dan sikis penyair ini pada masa usia masih beliau sudah mengalami guncangan yang cukup dahsyat, ia diusir dari surga dunianya yaitu istana ayahnya karena peringainya yang buruk.
Perlu diketahui latarbelakang penciptaan syair diatas menceritakan pengalaman dan kehidupan pribadi sang penyair itu sendiri. Pengalaman disini adalah pengalaman yang menyakitkan dan mengiris hatinya seperti kandas cintanya dengan sang kekasih Unaizah, keluarganya dibunuh dan kerajaan ayahnya runtuh oleh musuh, kalah dalam perang menuntut balas dendam kepada Bani Asaf, terus karena penyakit yang ia derita dan akhirnya sampai sang maut menjemput di kota Angkara Turki Bizantium waktu ingin meminta bantuan pada raja kekaisaran Romawi Timur (Bizantium).
Meskipun Umrul Qais dijuluki raja dari segala raja penyair tapi perlu diketahui orang Arab yang pertama kali menciptakan syair Arab ialah Muhalhil bin Rabiah Atthaghribi. ia dianggap menjadi orang pertama yang menciptakan syair arab, karena dari sebagian banyak syair bahasa arab yang ditemukan ialah hanya sampai zaman Muhalhil saja. Dari sekian banyak karya syair Muhalhil yang dapat diselamatkan hanyalah tiga puluh bait saja. Setelah zaman in barulah muncul penyair-penyair yang dipelopori oleh Umrul Qais dkk. Tak terbantahkan lagi pengaruh Umrul Qais dalam syair bahasa arab sangat kental, kendati Muhalhil atau orang arab sebelum Muhalhil sebagai pencetus tetapi sebagai penyair yang memberikan sumbangsih yang sangat besar, pengaruhnya abadi, dan banyak ditiru oleh generasi penyair masa jahiliah dan mungkin sampai sekarang generasi modern atau generasi selanjutnya yang akan mendatang.
2. Karya Adz-Dzibyaanii
Nama lengkapnya ialah Ziyad ibn Amr Adz-Dzibyani (Said, tt: 502). Para ahli sastra arab mengatakan Nabigoh Adz-Dzibyaani termasuk para pembesar penyair jahiliyyah, serta syairnya pun dikategorikan pada dereta ketiga setelah Umrul Qais dan Zuhair bin Abi Sulma (Ali, 2001: 261).. Hanya saja penilaian itu sangat relatif sekali, karena pendirian seseorang berbeda tentunya. Namun demikian karya syairnya sangat tinggi nilainya, karena pribadi penyair ini sangat berbakat dalam bersyair. Maka tidak heran jika penyair ini diangkat sebagai dewan juri dalam setiap perlombaan membaca puisi. Yang berdeklamasi setiap tahun di pasar Ukaz.
Para pengamat puisi arab jahili menempatkan Nabigah Adz-Zibyanyany Sebagai salah satu tokoh penyair arab jahiliah yang pertama. Bahkan sebagian dari mereka menjadikan puisinya menjadi titik puncak yang dicapai oleh syair arab jahili dari segi keindahan dan keharmonisan komposisinya. Dan banyak dari kalangan periwayat puisi yang memasukannya kedalam jajaran penyair muallaqot yang syairnya ditulis dengat tinta emas dan digantungkan dika’bah. Puisinya teristimewa dengan keindahan kata, kejelasan makna, keindahan susunan dan sedikit kamuflase, sehingga orang yang suka kelembutan dari kalangan penyair seperti Jarir mengatakan bahwa ia adalah penyair arab jahili yang paling piawai. Ketergiurannya untuk mecari penghidupan dengan syair, justru membuka pemikiran baru dalam jenis puisi madhnya (pujian) serta melakukan perluasan dan perdalaman dalam puisi itu, sehingga ia mampu memuji dengan sesuatu yang kontradiktif;
فاءنك شمس و الملوك كواكب # اء ذا طلعت لم يبد منهن كوكب
Nama lengkapnya ialah Ziyad ibn Amr Adz-Dzibyani (Said, tt: 502). Para ahli sastra arab mengatakan Nabigoh Adz-Dzibyaani termasuk para pembesar penyair jahiliyyah, serta syairnya pun dikategorikan pada dereta ketiga setelah Umrul Qais dan Zuhair bin Abi Sulma (Ali, 2001: 261).. Hanya saja penilaian itu sangat relatif sekali, karena pendirian seseorang berbeda tentunya. Namun demikian karya syairnya sangat tinggi nilainya, karena pribadi penyair ini sangat berbakat dalam bersyair. Maka tidak heran jika penyair ini diangkat sebagai dewan juri dalam setiap perlombaan membaca puisi. Yang berdeklamasi setiap tahun di pasar Ukaz.
Para pengamat puisi arab jahili menempatkan Nabigah Adz-Zibyanyany Sebagai salah satu tokoh penyair arab jahiliah yang pertama. Bahkan sebagian dari mereka menjadikan puisinya menjadi titik puncak yang dicapai oleh syair arab jahili dari segi keindahan dan keharmonisan komposisinya. Dan banyak dari kalangan periwayat puisi yang memasukannya kedalam jajaran penyair muallaqot yang syairnya ditulis dengat tinta emas dan digantungkan dika’bah. Puisinya teristimewa dengan keindahan kata, kejelasan makna, keindahan susunan dan sedikit kamuflase, sehingga orang yang suka kelembutan dari kalangan penyair seperti Jarir mengatakan bahwa ia adalah penyair arab jahili yang paling piawai. Ketergiurannya untuk mecari penghidupan dengan syair, justru membuka pemikiran baru dalam jenis puisi madhnya (pujian) serta melakukan perluasan dan perdalaman dalam puisi itu, sehingga ia mampu memuji dengan sesuatu yang kontradiktif;
فاءنك شمس و الملوك كواكب # اء ذا طلعت لم يبد منهن كوكب
Artinya: “sesungguhnya engkau adalah matahari, sedangkan para raja yang lain dalah bintang-bintang, bila kau terbit tak ada sayu bintangpun yang berani menampakan diri.”
Latar belakang syair ini pada suatu hari Nabighah hendak memuji raja Nu’man bin Munzir seorang yang paling disukai olehnya. Waktu itu ia melihat matahari yang sedang tebit dan terang. Oleh karena itu, raja Nu’man itu diumpamakan dalam Syairnya sebagai matahari yang terbit, jikalau matahari itu sedang terbit maka sinarnya itu akan mengalahkan senar bintang dimalam hari yang diibaratkan dengan raja-raja lain singkatnya ketika kekuasaan raja Nu’man datang maka kekuasaan raja-raja lain akan menghilang seperti bintang dimalam hari yang lenyap karena munculnya raja Nu’man sebagai matahari terbit yang terbit/berkuasa disiang hari.
Dalam syair diatas di berimajinasi, mengkhayalkan dan perumpamaan sesuatu yang paling tinggi di alam sekitarnya. Maka yang dilihat hanyalah matahari. Karena penyair itu memisalkan raja itu bagaikan matahari yang terbit dari ufuk timur, bila matahari itu sedang terbit maka ribuan bintang yang menghiasi langit tidak akan tampak sinarnya lagi. Jadi penyair ini seolah olah berkata bahwa raja yang dipujinya itu adalah raja yang paling mulia dan lebih agung dari semua raja yang lain akan sirna seperti malam yang sirna oleh datangnya matahari yang menjadi siang.
Indah sekali syair bait diatas kendati kata simpel tetapi makna luas, ketika hendak menggambarkan kekuasaan sang raja, penyair ini tidak lagi memberikan sesuatu permisalan saja. Bahkan dia menyebutkan bahwa diri raja pujaannya itu adalah matahari itu sendiri yang terbit diufuk timur sehingga segala sinar yang dating dari segala bintang dapat sirna. Letak keindahan syair ini ialah penyair ini tidak menyebutkan sang raja seperti matahri bahkan ia sendiri adalah matahari itu sendiri.
Dari segi diksi/pemilihan kata dan struktur bahasanya sederhana dan indah, mudah dipahami oleh semua orang juga harmonis lebih akrab dengan pembaca atau penikmat syair, kata-katanya lembut sehingga wajar saja ia dekat pembesar negeri, menjadi dewan juri perlombaan syair di pasar Ukaz tiap tahun dan disukai banyak orang.
Keistimewaan penyair ini adalah puisinya lebih indah dan kata-katanya lebih mantap, bahasanya sangat sederhana sehingga dapat mudah dimengerti semua orang. Para penyairpun tidak jarang meniru cara Nagibah maupun kata-katanya dalam bersyair.
3. Karya Zuhair bin Abi Sulma
Tidak ada pertentangan dari pengamat, kritikus puisi bahkan para ahli sastrapun sepakat bahwa dalam hal menempatkan Zuhair sebagai salah seorang dari tiga tokoh terkemuka penyair arab jahili yang mengungguli para penyair selain mereka yakni Umrul Qais dan Nagibah.
Untuk lebih mengenal sosok penyair ini mari kita lihat petikan bait syairnya yang banyak mengandung kata hikmat yang dapat dijadikan petuntuk bagi kehidupan.
سئمت تكاليف الحياة ومن يعش # ثمانين حولا لاأبالك يسأم
واعلم ما في اليوم ولأمس قبله # ولكننى عن علم ما في غد عم
رأيت المنايا خبط عشواء من تصب # تمته ومن تهتئ يعمرفيهرم
ومن يجعل المعروف من دون عرضه # يفره ومن لايتق الشتم يشتم
ومن يوف لا يذمم ومن يهد قلبه # اء لى مطمئن البرلايتجمجم
ومن هاب اسباب المنايا ينلنه # واء ن يرق اسباب السماء بسلم
ومن يجعل المعروف في غير أهله # يكن حمده ذما عليه ويندم
لأن لسان مرء مفتاح قلبه # اء ذا هو أبد ما يقول من الفم
لسان الفتى نصف ونصف فؤاده # فلم يبق اءلا صورة اللحم والدم
Artinya : “Aku telah jemu dengan beban hidup, dan barang siapa yang berumur sampai delapan puluh tahun, pasti ia akan jemu dengan beban hidupnya, aku dapat mengetahui segala yang terjadi pada hari ini dan kemarin tetapi aku tetap tak tahu akan hari esok, aku melihat maut itu datang tanpa permisi terlebih dahulu barang siapa yang didatangi pasti mati dan siapa yang luput diakan lanjut usia, barang siapa yang selalu menjaga kehormatannya maka di akan terhormat dan siapa yang tidak menghindari cercaan orang di akan tercela, barang siapa yang menempati janji akan tercela barang siapa yang terpimpin hatinya maka ia akan selalu berbuat baik, barang siapa yang takut mati pasti dia akan bertemu juga dengan maut walaupun ia naik ke langit dengan tangga (melarikan diri), barang siapa orang yang menolong tidak berhak ditolong maka dia akan menerima resikonya dan akan menjadikan penyesalan baginya.”
Petikan-petikan bait Syair diatas kebanyakan mengandung kata-kata hikmat dan dengan imajinasi juga pemikiran yang mendalam sehingga penyair ini dianggap sebagai orang pertama yang dalam menciptakan kata hikmat dalam syair arab dan kelak akan diikuti oleh penyair lainnya seperti: Salih bin Abdul Kudus, Abu Thahilah, Abu Tamam, Mutanabby dan Abul Ala’ Ma’ary.
Muhammad Salim (1402 H: 137) mengatakan salah satu dari keutamaannya ialah bahwa ia tidak meminum khamr, tidak suka berfoya-foya, akan tetapi senantiasa menghabiskan hartanya untuk diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
Kalau kita perhatikan lebih dalam puisi diatas, hampir serupa dari Amsal (pribahasa) dan kata hikmah. Merupakan suatu hal yang menarik memadukan prosa dan syair pada masa itu, melihat banyak sekali penyair jahili yang kurang mendalaminya beliau merupakan penyair pertama yang membuka pintu masuknya kata-kata hikmah dan amsal kedalam puisi arab.
Syairnya singkat mudah dipahami namun isinya padat dan mada’hnya bagus menjauhi kebohongan, selalu memuji keadaan sebenarnya, ia bersyair selalu memuji orang dengan benar sebenar benarnya maksudnya kebenaran sifat yang dimiliki orang itu memang sudah teruji, terlebih syair diatas ini bertemakan dan menceritakan kehidupan seseorang harus hidup terhormat, menepati janji, suka menolong itu merupakan karakteristik orang arab yang hidup pada zamannya itu yang telah diihatnya dan dituangkan dalam syairnya oleh beliau.
Dari pemilihan kata/diksinya sangat baik sekali. Kata-katanya sopan sedikit sekali yang menggunakan kata-kata buruk. Oleh karena itu puisinya sangat bersih dan sedikit sekali ada cercaan didalamnya. Jauh dari ta’kid /komplikas kata dan maknanya.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai ketiga tokoh penyair Arab tersebut yang termasuk para pemimpin penyair Jahiliyyah.
Latar belakang syair ini pada suatu hari Nabighah hendak memuji raja Nu’man bin Munzir seorang yang paling disukai olehnya. Waktu itu ia melihat matahari yang sedang tebit dan terang. Oleh karena itu, raja Nu’man itu diumpamakan dalam Syairnya sebagai matahari yang terbit, jikalau matahari itu sedang terbit maka sinarnya itu akan mengalahkan senar bintang dimalam hari yang diibaratkan dengan raja-raja lain singkatnya ketika kekuasaan raja Nu’man datang maka kekuasaan raja-raja lain akan menghilang seperti bintang dimalam hari yang lenyap karena munculnya raja Nu’man sebagai matahari terbit yang terbit/berkuasa disiang hari.
Dalam syair diatas di berimajinasi, mengkhayalkan dan perumpamaan sesuatu yang paling tinggi di alam sekitarnya. Maka yang dilihat hanyalah matahari. Karena penyair itu memisalkan raja itu bagaikan matahari yang terbit dari ufuk timur, bila matahari itu sedang terbit maka ribuan bintang yang menghiasi langit tidak akan tampak sinarnya lagi. Jadi penyair ini seolah olah berkata bahwa raja yang dipujinya itu adalah raja yang paling mulia dan lebih agung dari semua raja yang lain akan sirna seperti malam yang sirna oleh datangnya matahari yang menjadi siang.
Indah sekali syair bait diatas kendati kata simpel tetapi makna luas, ketika hendak menggambarkan kekuasaan sang raja, penyair ini tidak lagi memberikan sesuatu permisalan saja. Bahkan dia menyebutkan bahwa diri raja pujaannya itu adalah matahari itu sendiri yang terbit diufuk timur sehingga segala sinar yang dating dari segala bintang dapat sirna. Letak keindahan syair ini ialah penyair ini tidak menyebutkan sang raja seperti matahri bahkan ia sendiri adalah matahari itu sendiri.
Dari segi diksi/pemilihan kata dan struktur bahasanya sederhana dan indah, mudah dipahami oleh semua orang juga harmonis lebih akrab dengan pembaca atau penikmat syair, kata-katanya lembut sehingga wajar saja ia dekat pembesar negeri, menjadi dewan juri perlombaan syair di pasar Ukaz tiap tahun dan disukai banyak orang.
Keistimewaan penyair ini adalah puisinya lebih indah dan kata-katanya lebih mantap, bahasanya sangat sederhana sehingga dapat mudah dimengerti semua orang. Para penyairpun tidak jarang meniru cara Nagibah maupun kata-katanya dalam bersyair.
3. Karya Zuhair bin Abi Sulma
Tidak ada pertentangan dari pengamat, kritikus puisi bahkan para ahli sastrapun sepakat bahwa dalam hal menempatkan Zuhair sebagai salah seorang dari tiga tokoh terkemuka penyair arab jahili yang mengungguli para penyair selain mereka yakni Umrul Qais dan Nagibah.
Untuk lebih mengenal sosok penyair ini mari kita lihat petikan bait syairnya yang banyak mengandung kata hikmat yang dapat dijadikan petuntuk bagi kehidupan.
سئمت تكاليف الحياة ومن يعش # ثمانين حولا لاأبالك يسأم
واعلم ما في اليوم ولأمس قبله # ولكننى عن علم ما في غد عم
رأيت المنايا خبط عشواء من تصب # تمته ومن تهتئ يعمرفيهرم
ومن يجعل المعروف من دون عرضه # يفره ومن لايتق الشتم يشتم
ومن يوف لا يذمم ومن يهد قلبه # اء لى مطمئن البرلايتجمجم
ومن هاب اسباب المنايا ينلنه # واء ن يرق اسباب السماء بسلم
ومن يجعل المعروف في غير أهله # يكن حمده ذما عليه ويندم
لأن لسان مرء مفتاح قلبه # اء ذا هو أبد ما يقول من الفم
لسان الفتى نصف ونصف فؤاده # فلم يبق اءلا صورة اللحم والدم
Artinya : “Aku telah jemu dengan beban hidup, dan barang siapa yang berumur sampai delapan puluh tahun, pasti ia akan jemu dengan beban hidupnya, aku dapat mengetahui segala yang terjadi pada hari ini dan kemarin tetapi aku tetap tak tahu akan hari esok, aku melihat maut itu datang tanpa permisi terlebih dahulu barang siapa yang didatangi pasti mati dan siapa yang luput diakan lanjut usia, barang siapa yang selalu menjaga kehormatannya maka di akan terhormat dan siapa yang tidak menghindari cercaan orang di akan tercela, barang siapa yang menempati janji akan tercela barang siapa yang terpimpin hatinya maka ia akan selalu berbuat baik, barang siapa yang takut mati pasti dia akan bertemu juga dengan maut walaupun ia naik ke langit dengan tangga (melarikan diri), barang siapa orang yang menolong tidak berhak ditolong maka dia akan menerima resikonya dan akan menjadikan penyesalan baginya.”
Petikan-petikan bait Syair diatas kebanyakan mengandung kata-kata hikmat dan dengan imajinasi juga pemikiran yang mendalam sehingga penyair ini dianggap sebagai orang pertama yang dalam menciptakan kata hikmat dalam syair arab dan kelak akan diikuti oleh penyair lainnya seperti: Salih bin Abdul Kudus, Abu Thahilah, Abu Tamam, Mutanabby dan Abul Ala’ Ma’ary.
Muhammad Salim (1402 H: 137) mengatakan salah satu dari keutamaannya ialah bahwa ia tidak meminum khamr, tidak suka berfoya-foya, akan tetapi senantiasa menghabiskan hartanya untuk diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
Kalau kita perhatikan lebih dalam puisi diatas, hampir serupa dari Amsal (pribahasa) dan kata hikmah. Merupakan suatu hal yang menarik memadukan prosa dan syair pada masa itu, melihat banyak sekali penyair jahili yang kurang mendalaminya beliau merupakan penyair pertama yang membuka pintu masuknya kata-kata hikmah dan amsal kedalam puisi arab.
Syairnya singkat mudah dipahami namun isinya padat dan mada’hnya bagus menjauhi kebohongan, selalu memuji keadaan sebenarnya, ia bersyair selalu memuji orang dengan benar sebenar benarnya maksudnya kebenaran sifat yang dimiliki orang itu memang sudah teruji, terlebih syair diatas ini bertemakan dan menceritakan kehidupan seseorang harus hidup terhormat, menepati janji, suka menolong itu merupakan karakteristik orang arab yang hidup pada zamannya itu yang telah diihatnya dan dituangkan dalam syairnya oleh beliau.
Dari pemilihan kata/diksinya sangat baik sekali. Kata-katanya sopan sedikit sekali yang menggunakan kata-kata buruk. Oleh karena itu puisinya sangat bersih dan sedikit sekali ada cercaan didalamnya. Jauh dari ta’kid /komplikas kata dan maknanya.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai ketiga tokoh penyair Arab tersebut yang termasuk para pemimpin penyair Jahiliyyah.
Advertisements
Advertisements
Tidak ada komentar:
Posting Komentar